MAKALAH PANCASILA
“Implementasi Pancasila Dalam
Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara”
Dosen Pengampu :
Oleh:
M. WOLDY ZULOV
GHIFARI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASANGENGGONG
KRAKSAAN - PROBOLINGGO
TAHUN AKADEMIK 2021 – 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta
berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah Pancasila yang membahas
tentang Implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang
berkaitan dengan Panvasila, dan serta informasi dari media massa yang
berhubungan dengan Pancasila. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa
manfaat untuk pembaca. Aamiin.
Kraksaan, 15 September 2021
M. Woldy Zulov Ghifari
DAFTAR ISI
3. Apa fungsi dan peran Pancasila dalam kehidupan berbangsa
1. Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Nilai-nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Nilai-nilai Persatuan Indonesia
4. Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
5. Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar
pedoman dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara
Indonesia termasuk peraturan perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan
bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur
bagi bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari
hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan.
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya
harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian
besar warga negara Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar
negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam
kehidupan. Tanpa manusia sedari nilai-nilai makna yang terkandung dalam
pancasila sangat berguna dan bermanfaat.
Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan
nilai tersebut terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa
bernegara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai
Pancasila. Sejak zaman penjajahan sampai sekarang, kita selalu menjunjung
tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu suku,
bangsa, budaya dan agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu
keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah
naungan Pancasila dan semboyannya, Bhineka Tunggal Ika.
Pancasila
membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan
menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan 2 budaya dengan
yang lain. Karena ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi berbagai
macam kebudayaan yang ada di Indonesia.
2.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
pengertian Pancasila ?
2.
Apa pengertian
Implementasi?
3.
Apa fungsi
dan peran Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
3.
TUJUAN MASALAH
1.
Mengetahui
pancasila dengan jelas
2.
Mengetahui
pengertian implementasi
3.
Mengetahui
pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
1.
Pengertian
Pancasila
Pancasila adalah idiologi dasar bagi
negara Indonesia. Nama pancasila ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca
berarti lima dn sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indoneia.
Menurut Notonegoro pancasila adalah
dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi
pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai pemersatu, lambang persatuan dan
kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
Menurut Muhammad Yamin pancasila
berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, asas,
dasar atau pengaturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian
pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah
laku yang penting dan baik.
Menurut Ir. Soekarno pancasila
adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun menurun yang sekian abad lamanya
terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, pancasila tidak saja
falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.
Menurut panitia lima pancasila
adalah lima asas yang merupakan ideologi negara. Kelima sila itu merupakan
kesatuan yang tidak dapat dipisah satu sama lain. Hubungan antara lima asas
erat sekali, berangkaian, dan tidak berdiri sendiri.
Lima sendi utama penyusun pancasila
merupakan ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
P 2 |Pendidikan Pancasila Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.[1]
2.
Pengertian
Implementasi
Implementasi berasal dari bahasa
Inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi
merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak
atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan
dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah,
keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembagalembaga pemerintah
dalam kehidupan kenegaraan.
Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin
dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas
yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang
saling menyesuaikan. Setelah sistem informasi yang baru dirancang, sistem
tersebut harus diimplementasikan sebagai sistem kerja, dan dipelihara agar
dapat berrjalan dengan baik. Proses implementasi yang akan kita bahas dalam
bagian ini adalah kelanjutan dari tahap investigasi, analis, dan desain siklus
pengembangan sistem yang kita bahas. Implementasi adalah langkah yang vital
dalam pengembangan teknologi informasi untuk mendukung karyawan, pelanggan, dan
pihak pihak yang berkepentingan lainnya.[2]
Dunn (2003:109) menyatakan bahwa
Pelaksanaan atau Implementasi dari suatu kebijakan atau program merupakan
rangkaian pilihan yang kurang lebih berhubungan (termasuk keputusan untuk
bertindak) yang dibuat oleh badan dan pejabat pemerintah yang diformulasikan
dalam bidang-bidang baik kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi,
administrasi, dan lain-lain. Implementasi merupakan aspek penting dalam keseluruhan
proses kebijakan dan merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu
dengan sarana dan prasarana tertentu dan dalam urutan waktu tertentu. Pada
dasarnya implementasi kebijakan adalah upaya untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan melalui program-program agar dapat terpenuhi pelaksanaan kebijakan
itu.[3]
3.
Apa fungsi dan
peran Pancasila dalam kehidupan berbangsa
Pancasila memiliki banyak dampak
positif bagi kehidupan kita baik di lingkungan keluarga ataupun masyarakat.
Karena sifatnya yang fleksibel, pancasila dapat digunakan dimanapun dan
kapanpun serta oleh siapapun.
Pengimplementasian pancasila tidak
memandang bulu, semua warga negara menjalani sebuah hukum yang berlandaskan
pancasila. Itulah mengapa pancasila digadanggadang disebut sebagai sebuah lima
kalimat yang sakti yang mampu memajukan Indonesia kedepan. Dengan umur yang
sangat tua, pancasila telah merubah Indonesia dari hari ke hari menjadi lebih
baik, tetapi manusialah yang selalu melenceng pada aturan yang telah berlaku
dan tidak mencerminkan manusia yang pancasilais. Akan tetapi meskipun begitu,
hal tersebut tidak merubah nilai-nilai pancasila yang baik. Seharusnya manusia
sadar akan pentingnya implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Seiring dengan berjalannya waktu,
saat dunia sudah semakin maju, dampak teknologi sudah sangat jelas terlihat,
penulis merasa nilai-nilai pancasila lambat laun meyusut. Banyak sekali
oknum-oknum yang menyelenewengkan jabatannya, memanfaatkan jabatan, mementingkan
kepentingan pribadi, hingga rakyatlah yang harus menanggung dampaknya, seperti
kemiskinan, tidak sekolah, kurangnya lapangan pekerjaan, gaji rendah, dan masih
banyak lagi kasus di Indonesia yang belum terbereskan satu persatu akibat ulah
dari pejabat-pejabat nakal yang sedang berada di panggung sandiwara. Tetapi
sekarang bukan hanya pejabat yang seperti itu banyak para masyarakat yang tidak
jujur dan tidak mengikuti berbagai peraturan yang telah diadakan. Contohnya
seperti:
1. Tidak membayar pajak
Pembangunan untuk negara tentu memerlukan dana yang sangat banyak,
salah satu sumber pemasukan negara yaitu dari pembayaran pajak oleh rakyatnya.
Dana pajak dikelola tentu untuk kepentingan bersama, seperti
pembangunan tempat-tempat umum untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Bisa
dibilang dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Tetapi ada permasalahan
yang timbul dari beberapa orang, yaitu menghindari pembayaran pajak, padahal
pajak merupakan kewajiban setiap warga negara. Jika orang tersebut sudah menerima
haknya ia juga harus memenuhi kewajibannya, salah satunya membayar pajak.
Menurut Simanjuntak dan Mukhlis, pajak merupakan iuran yang
diberikan kepada negara dan sebagai masyarakat kita wajib membayarnya. Hal ini
untuk kepentingan bersama, serta untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum
untuk menggerakan pemerintahan, dan untuk kepentingan bangsa dan negara.[4]
2. Membuang sampah ke sungai
Membuang sampah ke sungai yang mengakibatkan banjir dan merugikan
banyak sekali manusia. Tetapi masih banyak orang yang membuang sampah ke sungai
dan enggan diberi tahu, bila sudah terjadi banjir, tentu pemerintah yang akan
disalahkan dengan dalih tidak terjadi pembangunan yang benar di wilayah
tersebut. Sebagai warga negara yang baik dan manusia pancasilais, sudah
sepatutnya hal-hal kecil seperti ini dilakukan dengan benar, membuang sampah
pada tempatnya, agar lingkungan terjaga kelestariannya.
Menurut Lee mengatakan bahwa : kasus membuang sampah sembarangan akan semakin
meningkat jika tidak ada sanksi yang tegas bagi para pelanggarnya. Dari
pernyataan tersebut memang benar bahwa perlu adanya sanksi yang tegas bagi para
pencemar lingkungan, karena hal tersebut berdampak sangat buruk, bukan hanya
pada dirinya tetapi juga pada orang lain.[5]
3. Melanggar lalu lintas
Melanggar lalu lintas, seperti pengendara di bawah umur, lebih dari
2 orang yang mengendarai, tidak memakai helm, akan membahayakan pengguna
kendaraan lainnya, banyak sekali kasus kecelekaan lalu lintas khususnya
pengendara roda dua. Kecelakaan yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu 10
tahun terakhir, telah memakan banyak sekali korban jiwa, yaitu 10.000 orang
meninggal dunia. Sekitar 332 orang meninggal dunia dari 1000 kecelakaan yang
terjadi.
Hal ini seharusnya sudah menjadi perhatian bagi para orang tua agar
tidak mengijinkan anaknya mengendarai motor jika belum mencapai umur yang telah
ditentukan, karena keselamatan pengendara lainpun menjadi taruhannya.
Solusi lain yaitu, pemerintah harus memberikan sanksi yang tegas
kepada para pelanggar lalu lintas. Masyarakat juga sebaiknya lebih mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi, hal ini sangat memberikan efek besar seperti
pengurangan jumlah polusi udara dan meminimalisir jumlah angka kecelakaan yang
terjadi.
4. Rasisme
Keberagaman RAS, budaya, warna kulit, agama di Indonesia sudah
seharusnya menjadi keuntungan bagi bangsa Indonesia karena memiliki banyak
sekali perbedaan, tetapi ada beberapa orang yang tidak menyukai jika ada orang
lain yang tidak sama dengan dia, seperti warna kulit, sifat rasisme ini sudah
seharusnya dihilangkan karena kita besar di negara Indonesia yang memiliki
banyak sekali keberagaman kebudayaan, RAS, suku, agama, dan warna kulit.
Kalean menjelaskan
bahwa Bhineka Tunggal Ika harus menjadi pemersatu bangsa, hingga tidak boleh
mematikan keanekaragaman yang telah ada. Disini kalean menjelaskan bahwa, tidak
apa-apa memiliki perbedaan, karena hal tersebut akan menjadi satu jika kita
mengimplementasikan makna Bhineka Tunggal Ika. [6]
Melakukan rasisme terhadap orang yang dianggap berbeda dari kita
tentu orang tersebut memiliki kepribadian yang tidak baik.
Menurut Koesoema menyebutkan bahwa kepribadian adalah
karakteristik, atau bahkan ciri khas orang yang dibentuk oleh lingkungan
disekitarnya atau bawaan sejak lahir. Dari kutipan diatas dapat kita simpulkan
bahwa orang cenderung melakukan rasisme memiliki kepribadian yang kurang baik,
dan lingkungannyapun begitu.[7]
5. Intoleransi
Intoleransi menjadi salah satu permasalahan serius bagi bangsa
Indonesia, menurut Projo Prastowo Kasus-kasus intoleransi di Indonesia yang
sering terjadi misalnya adalah penolakan aktifitas keagamaan umat tertentu,
sulitnya perijinan rumah ibadah, terlalu cepat mengkafirkan orang yang tidak
seagama dengannya, dan “menghalalkan” darah orang yang tidak seiman dengannya.
Ditambah lagi dengan adanya Perda-Perda yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
yang cenderung mendiskreditkan umat tertentu, termasuk membawa politik
identitas ke dalam ranah politik, untuk mendulang keuntungan pribadi maupun
elit politik tertentu dalam kontestasi politik. Dan masih banyak sekali
kelemelut yang terjadi di Indonesia ini. Banyak kasus-kasus di masyarakat yang
bahkan menjadi banyak perbincangan di berbagai negara lain.
Menurut Nuril Hidayah di Era global dan teknologi, membuat
segala bentuk informasi yang ada kadang belum tentu bisa dibuktikan
kebenarannya. Apalagi rendahnya literasi yang ada pada masyarakat membuat
berita Hoax semakin menyebar luas. Banyak orang yang tidak bertanggung jawab
melakukan kejahatan di media sosial, salah satunya mempermasalahkan agama siapa
yang lebih baik. [8]
Hal ini tidak akan terjadi apabila kita menerapkan prinsip dan
nilai pancasila yang dijadikan sebagai pijakan kita dalam menjalankan roda
kenegaraan. Berbagai fenomena di atas mengajarkan kita agar tetap jujur, dan
mementingkan kepentingan bersama dalam kehidupan. Tidak bisa memaksakan
kehandak sendiri, karena kita adalah makhluk sosisal, makhluk yang tidak bisa
hidup sendiri. Kita seharusnya sudah memahami betul mana yang boleh dan tidak
boleh dilakukan, kita juga seharusnya sudah mengerti mana yang salah dan memang
bisa dilakukan.
Hal ini sudah memperlihatkan
kita betapa pentingnya penanaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari agar tidak terjadi lagi hal-hal seperti fenomena diatas.
Di era globalisasi tentu ada saja nilai-nilai pancasila yang luntur
dikalangan para generasi baru bangsa, kebudayaan yang sudah tercampur aduk
dengan kebudayaan barat, gaya konsumtif dan kurang mencintai produk dalam
negeri, hal-hal seperti ini terjadi di era global ini. Era dimana semua
berpusat di barat, anak muda lebih suka hal-hal berbau kebarat-baratan. Apalagi
dengan adanya teknologi semua mkin mempermudah kita untuk mencari tahu apapun
itu. Tetapi meskipun kita tidak dapat membendung lagi arus dari globalisasi
ini, kita masih memiliki pilihan untuk tetap mempertahankan kebudayaan kita
dengan menanamkan nilai-nilai pancasila.
Pancasila sebagai penyaring dari arus globalisasi yang semakin
tidak bisa dihindari. Pancasila membuat kita terus mengingat tanah air dengan
semboyannya yaitu Bhinneka Tunggal Ika, kita harus tetap mempertahankan
kebudayaan kita sebagai bangsa yang negeri orang sebut sebagai surga.
Perkembangan globalisasi salah satunya terjadi pada dunia
teknologi, sudah tidak bisa dipungkiri untuk saat ini penggunaan IPTEK
diberbagai kalangan sudah sangat marak. Indonesia pun terkena dampak tersebut,
persebaran IPTEK sangat cepat didukung dengan perangkat gadged dan internet
sehingga informasi dapat didapat kapanpun dan dimanapun secara mudah.
Tentu saja terdapat sisi positif dan negatif dari penggunaan
teknologi dimasa sekarang ini, sisi positifnya kita dapat bertukar informasi
secara cepat menggunakan jejaring sosial yang sudah marak digunakan, semua
informasi juga tersedia kita hanya tinggal menuliskan sesuatu lalu mencari pada
laman internet sudah pasti ada jawabannya. Tetapi dibalik semua itu tentu ada
sisi negatif dari penggunaan internet, masyarakat indonesia rata-rata tidak
dapat menyaring hal-hal negativ yang ada di internet, termakan berita palsu
atau hoax, dan mudah terpropokasi oleh sebagian oleh tentang negara.
Disinilah sebenarnya pancasila juga dapat berperan penting,
pancasila menjadi pedoman penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara,
pancasila sebagai landasan mengemban ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan itu
maka setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang tersebar di Indonesia sesuai
dengan nilai-nilai bangsa Indonesia dan tidak ada lagi suatu iptek yang
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung di Pancasila.
Menurut Damanhuri, mengemukakan bahwa ancaman dari era
globalisasi terhadap kehidpan bangsa tidak bisa dianggap remeh. Hal-hal seperti
itu akan berdampak terhadap karakter masyarakat yang tidak sesuai dengan
karakter bangsa.[9]
Perbedaan karakter anak
dengan kebutuhan yang beragam akan membutuhkan kemampuan guru untuk
menggabungkan berbagai kemampuan dan bakat masingmasing anak.[10]
Pancasila harus dijadikan
sebagai karakter bagi bangsa Indonesia, nilai-nilainya harus ditanamkan dan
diajarkan diberbagai bidang kehidupan, berbangsa dan bernegara. Kita harus bisa
mengimplementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti saling
menghargai, menghormati, beretika, memiliki adab sopan santun, serta bertaqwa
kepada tuhan Yang Maha Esa.
Alim, menjelaskan bahwa pentingnya menumbuhkan rasa semangat
nasionalisme.[11]
Misal mencintai produk dalam negeri, mengamalkan nilai-nilai
pancasila, melaksanakan ajaran agama dengan baik, menegakkan hukum, dan dapat
memfilter perkembangan globalisasi dalam bidang politik, ekonomi, ideologi,
sosial dan budaya bangsa Indonesia.
Suko Wiyono[12] mengemukakan bahwa nilai nilai/karakter bangsa Indonesia yang
tercermin dalam silasila Pancasila sebagai berikut:
1.
Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Kepercayaan dan Ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. kebebasan beragama dan berkepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai hak yang paling asasi bagi manusia.
c. Toleransi di antara umat beragama dan berkepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
d. Kecintaan pada semua makhluk ciptaan Tuhan, khususnya makhluk manusia.
2. Nilai-nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Kecintaan kepada sesama
manusia sesuai dengan prinsip bahwa kemanusiaan adalah satu adanya.
b. Kejujuran dan rasa tanggung jawab
c. Kesama derajatan antar umat manusia
d. Keadilan bagi seluruh rakyat
e. Keadaban yang dimiliki manusia
3.
Nilai-nilai Persatuan Indonesia
a.
Persatuan
b.
Kebersamaan
c.
Kecintaan
pada bangsa
d.
Kecintaan
pada tanah air
e.
Bhineka
Tunggal Ika.
4. Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
a.
Kerakyatan
b.
Musyawarah
mufakat
c.
Demokrasi
d.
Hikmat
kebijaksanaan dan (Perwakilan)
5. Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
e.
Keadilan
f.
Keadilan
sosial
g.
Kesejahteraan
lahir dan batin
h.
Kekeluargaan
dan kegotongroyongan
i.
Etos
kerja Dengan penanaman nilai-nilai pancasila di kehidupan sehari-hari,
kehidupan akan lebih aman, damai dan teratur, karena pancasila mengajarkan
nilai-nilai kebaikan bagi seluruh kalangan masyarakat.
Kita sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya menjadi
manusia yang pancasilais, berguna bagi bangsa dan negara. Implementasi
pancasila harus sudah ditanamkan sejak dini dalam diri kita, apalagi sebagai
calon pendidik kita harus menanamkan nilainilai pancasila terhadap peserta
didik, agar nantinya bibit unggul Indonesia sebagai penerus bangsa, tidak
melupakan hal-hal “sakti” pancasila hilang.
Jangan melupakan tradisi-tradisi, baik Indonesia seperti sopan
santun dan ramah tamah, kita harus mempertahankan itu agar Indonesia tidak
kehilangan identitasnya. Kekayaan alam melimpah, flora dan fauna kita sangat
kaya, tetapi jangan lupakan perilaku manusianya pun harus baik.
Kita harus menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia sangat anggun
dengan pesona yang dimiliki oleh alam dan masyarakatnya. Jika masyarakat
Indonesia semua menerapkan nilai - nilai pancasila dalam kehidupannya sudah
pasti Indonesia akan maju dengan sendirinya, tetapi samapai saat ini masih ada
beberapa orang atau golongan yang masih mengesampingkan itu dan bertingkah
sesuai dengan kehendaknya.
Meskipun sudah ada hukum, tetapi itupun tak membuatnya jera. Tugas
kita adalah memperbaiki diri kita sendiri ke arah yang lebih baik, menjadi
manusia pancasilais dan mengimplemntasikan septiap butir nilai pancasila pada
kehidupan kita sehari-hari, jal ini bertujuan agar Indonesia tetap memiliki
warga negara yang peduli, menjaga dan mencintai tanah airnya
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Irwan
Gesmi, S.Sos., M.Si dan Yun Hendri, SH, MH -Uwais Inspirasi Indonesia-Juli
2018-vii + 249 Judul: Buku Ajar Pendidikan Pancasila
2.
Jurnal
Media Infotama Vol. 11 No. 2
3.
BT Haji - LAPORAN AKHIR
- repository.uin-suska.ac.i (Kamis, 16
September 2021 (12.56).
4.
Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda) Volume 04, Nomor 02,
Juli 2021, Hal. 119 - 124
5.
Simanjutak
dan Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi.
Jakarta: Raih Asa Sukses
6.
Lee,
J.S., Kawakubo K., Kohri, S., Tsujii, H., Mori, K., & Akabayashi, A. 2007.
Association between Resident’s Perception of the NeighborhoodEnvironments and
Walking Time in Objectively Different Regions. Environmental Health and
Preventive Medicine 12-13-20.
7.
Kalean.
2013. Negara Kebangsaan Pancasila Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan
Aktualisasinya. Yogyakarta : Paradigma
8.
Koesoema,
D.A. 2007. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.
Garindo: Jakarta.
9.
Hidayah,
Nuril. 2018. Siskamling Digital : Melawan Intoleransi Melalui Gerakan Anti
Hoax. Ar-Risalah, Vol. XVI, hal 88-89.
10.
Damanhuri,
DKK. 2016. Implementasi Nilai-nilai Pancasila Sebagai Upaya Pembangunan
Karakter Bangsa. UCEJ: Serang, vol 1, Hal 185-189.
11.
Y.
Suchyadi, Y. Ambarsari, and E. Sukmanasa, “Analysis of Social Interaction of
Mentally Retarded Children,” J. Humanit. Soc. Stud., vol. 02, no. 02, pp.
17–21, 2018.
12.
Alim,
Muhammad, Aziz Al. 2011. Implementasi Nilai-nilai Pancasila untuk Menumbuhkan
Nasionalisme Bangsa. Yogyakarta: STMIK “AMIKOM” Yogyakarta
13. Wiyono, Suko. 2013. Reaktualisasi Pancasila dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara. Malang: Universitas Wisnuwardhana Malang Press.
[1] Irwan
Gesmi, S.Sos., M.Si dan Yun Hendri, SH, MH -Uwais Inspirasi Indonesia-Juli
2018-vii + 249 Judul: Buku Ajar Pendidikan Pancasila
[2] Jurnal
Media Infotama Vol. 11 No. 2
[3] BT Haji - LAPORAN AKHIR
- repository.uin-suska.ac.i (Kamis, 16 September 2021 (12.56).
[4]
Simanjutak dan Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan
Ekonomi. Jakarta: Raih Asa Sukses
[5] Lee,
J.S., Kawakubo K., Kohri, S., Tsujii, H., Mori, K., & Akabayashi, A. 2007.
Association between Resident’s Perception of the NeighborhoodEnvironments and
Walking Time in Objectively Different Regions. Environmental Health and
Preventive Medicine 12-13-20.
[6] Kalean.
2013. Negara Kebangsaan Pancasila Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan
Aktualisasinya. Yogyakarta : Paradigma
[7]
Koesoema, D.A. 2007. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Garindo: Jakarta.
[8] Hidayah,
Nuril. 2018. Siskamling Digital : Melawan Intoleransi Melalui Gerakan Anti
Hoax. Ar-Risalah, Vol. XVI, hal 88-89.
[9]
Damanhuri, DKK. 2016. Implementasi Nilai-nilai Pancasila Sebagai Upaya
Pembangunan Karakter Bangsa. UCEJ: Serang, vol 1, Hal 185-189.
[10] Y.
Suchyadi, Y. Ambarsari, and E. Sukmanasa, “Analysis of Social Interaction of
Mentally Retarded Children,” J. Humanit. Soc. Stud., vol. 02, no. 02, pp.
17–21, 2018.
[11] Alim,
Muhammad, Aziz Al. 2011. Implementasi Nilai-nilai Pancasila untuk Menumbuhkan
Nasionalisme Bangsa. Yogyakarta: STMIK “AMIKOM” Yogyakarta
[12] Wiyono,
Suko. 2013. Reaktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Malang: Universitas Wisnuwardhana Malang Press.