Kamis, 30 September 2021

Makalah Pancasila

 

MAKALAH PANCASILA

“Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara”

Dosen Pengampu : 

 

 

 

 

  

 

Oleh:

 M. WOLDY ZULOV GHIFARI

 

 

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASANGENGGONG

KRAKSAAN - PROBOLINGGO

TAHUN AKADEMIK 2021 – 2022

 

 

 


KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata kuliah Pancasila yang membahas tentang Implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan Panvasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Pancasila. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca. Aamiin.

 

Kraksaan, 15 September 2021

 

 

M. Woldy Zulov Ghifari

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI. ii

BAB 1. 1

PENDAHULUAN.. 1

1.    LATAR BELAKANG.. 1

2.    RUMUSAN MASALAH.. 2

3.    TUJUAN.. 2

BAB II. 3

PEMBAHASAN MASALAH.. 3

1.    Pengertian Pancasila. 3

2.    Pengertian Implementasi 4

3.    Apa fungsi dan peran Pancasila dalam kehidupan berbangsa. 5

1.     Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. 12

2.     Nilai-nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. 12

3.     Nilai-nilai Persatuan Indonesia. 12

4.     Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. 13

5.     Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. 13

PENUTUP. 15

1.    Kesimpulan. 15

2.    Saran. 15

DAFTAR PUSTAKA.. 16

 

 

 

 

 


BAB 1

PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar pedoman dalam segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sedari nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.

Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan sampai sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.

Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhineka Tunggal Ika.

Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan 2 budaya dengan yang lain. Karena ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia.

2.      RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian Pancasila ?

2.      Apa pengertian Implementasi?

3.      Apa fungsi dan peran Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

 

3.      TUJUAN MASALAH

1.      Mengetahui pancasila dengan jelas

2.      Mengetahui pengertian implementasi

3.      Mengetahui pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

1.      Pengertian Pancasila

Pancasila adalah idiologi dasar bagi negara Indonesia. Nama pancasila ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti lima dn sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indoneia.

Menurut Notonegoro pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.

Menurut Muhammad Yamin pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, asas, dasar atau pengaturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.

Menurut Ir. Soekarno pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun menurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

Menurut panitia lima pancasila adalah lima asas yang merupakan ideologi negara. Kelima sila itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah satu sama lain. Hubungan antara lima asas erat sekali, berangkaian, dan tidak berdiri sendiri.

Lima sendi utama penyusun pancasila merupakan ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan P 2 |Pendidikan Pancasila Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.[1]

 

2.      Pengertian Implementasi

 

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh lembagalembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.

Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan. Setelah sistem informasi yang baru dirancang, sistem tersebut harus diimplementasikan sebagai sistem kerja, dan dipelihara agar dapat berrjalan dengan baik. Proses implementasi yang akan kita bahas dalam bagian ini adalah kelanjutan dari tahap investigasi, analis, dan desain siklus pengembangan sistem yang kita bahas. Implementasi adalah langkah yang vital dalam pengembangan teknologi informasi untuk mendukung karyawan, pelanggan, dan pihak pihak yang berkepentingan lainnya.[2]

Dunn (2003:109) menyatakan bahwa Pelaksanaan atau Implementasi dari suatu kebijakan atau program merupakan rangkaian pilihan yang kurang lebih berhubungan (termasuk keputusan untuk bertindak) yang dibuat oleh badan dan pejabat pemerintah yang diformulasikan dalam bidang-bidang baik kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi, administrasi, dan lain-lain. Implementasi merupakan aspek penting dalam keseluruhan proses kebijakan dan merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu dengan sarana dan prasarana tertentu dan dalam urutan waktu tertentu. Pada dasarnya implementasi kebijakan adalah upaya untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan melalui program-program agar dapat terpenuhi pelaksanaan kebijakan itu.[3]

 

3.      Apa fungsi dan peran Pancasila dalam kehidupan berbangsa

 

Pancasila memiliki banyak dampak positif bagi kehidupan kita baik di lingkungan keluarga ataupun masyarakat. Karena sifatnya yang fleksibel, pancasila dapat digunakan dimanapun dan kapanpun serta oleh siapapun.

Pengimplementasian pancasila tidak memandang bulu, semua warga negara menjalani sebuah hukum yang berlandaskan pancasila. Itulah mengapa pancasila digadanggadang disebut sebagai sebuah lima kalimat yang sakti yang mampu memajukan Indonesia kedepan. Dengan umur yang sangat tua, pancasila telah merubah Indonesia dari hari ke hari menjadi lebih baik, tetapi manusialah yang selalu melenceng pada aturan yang telah berlaku dan tidak mencerminkan manusia yang pancasilais. Akan tetapi meskipun begitu, hal tersebut tidak merubah nilai-nilai pancasila yang baik. Seharusnya manusia sadar akan pentingnya implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Seiring dengan berjalannya waktu, saat dunia sudah semakin maju, dampak teknologi sudah sangat jelas terlihat, penulis merasa nilai-nilai pancasila lambat laun meyusut. Banyak sekali oknum-oknum yang menyelenewengkan jabatannya, memanfaatkan jabatan, mementingkan kepentingan pribadi, hingga rakyatlah yang harus menanggung dampaknya, seperti kemiskinan, tidak sekolah, kurangnya lapangan pekerjaan, gaji rendah, dan masih banyak lagi kasus di Indonesia yang belum terbereskan satu persatu akibat ulah dari pejabat-pejabat nakal yang sedang berada di panggung sandiwara. Tetapi sekarang bukan hanya pejabat yang seperti itu banyak para masyarakat yang tidak jujur dan tidak mengikuti berbagai peraturan yang telah diadakan. Contohnya seperti:

1.       Tidak membayar pajak

Pembangunan untuk negara tentu memerlukan dana yang sangat banyak, salah satu sumber pemasukan negara yaitu dari pembayaran pajak oleh rakyatnya.

Dana pajak dikelola tentu untuk kepentingan bersama, seperti pembangunan tempat-tempat umum untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Bisa dibilang dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Tetapi ada permasalahan yang timbul dari beberapa orang, yaitu menghindari pembayaran pajak, padahal pajak merupakan kewajiban setiap warga negara. Jika orang tersebut sudah menerima haknya ia juga harus memenuhi kewajibannya, salah satunya membayar pajak.

Menurut Simanjuntak dan Mukhlis, pajak merupakan iuran yang diberikan kepada negara dan sebagai masyarakat kita wajib membayarnya. Hal ini untuk kepentingan bersama, serta untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum untuk menggerakan pemerintahan, dan untuk kepentingan bangsa dan negara.[4]

2.       Membuang sampah ke sungai

Membuang sampah ke sungai yang mengakibatkan banjir dan merugikan banyak sekali manusia. Tetapi masih banyak orang yang membuang sampah ke sungai dan enggan diberi tahu, bila sudah terjadi banjir, tentu pemerintah yang akan disalahkan dengan dalih tidak terjadi pembangunan yang benar di wilayah tersebut. Sebagai warga negara yang baik dan manusia pancasilais, sudah sepatutnya hal-hal kecil seperti ini dilakukan dengan benar, membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan terjaga kelestariannya.

Menurut Lee mengatakan bahwa :  kasus membuang sampah sembarangan akan semakin meningkat jika tidak ada sanksi yang tegas bagi para pelanggarnya. Dari pernyataan tersebut memang benar bahwa perlu adanya sanksi yang tegas bagi para pencemar lingkungan, karena hal tersebut berdampak sangat buruk, bukan hanya pada dirinya tetapi juga pada orang lain.[5]

3.       Melanggar lalu lintas

Melanggar lalu lintas, seperti pengendara di bawah umur, lebih dari 2 orang yang mengendarai, tidak memakai helm, akan membahayakan pengguna kendaraan lainnya, banyak sekali kasus kecelekaan lalu lintas khususnya pengendara roda dua. Kecelakaan yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu 10 tahun terakhir, telah memakan banyak sekali korban jiwa, yaitu 10.000 orang meninggal dunia. Sekitar 332 orang meninggal dunia dari 1000 kecelakaan yang terjadi.

Hal ini seharusnya sudah menjadi perhatian bagi para orang tua agar tidak mengijinkan anaknya mengendarai motor jika belum mencapai umur yang telah ditentukan, karena keselamatan pengendara lainpun menjadi taruhannya.

Solusi lain yaitu, pemerintah harus memberikan sanksi yang tegas kepada para pelanggar lalu lintas. Masyarakat juga sebaiknya lebih mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, hal ini sangat memberikan efek besar seperti pengurangan jumlah polusi udara dan meminimalisir jumlah angka kecelakaan yang terjadi.

 

 

4.      Rasisme

Keberagaman RAS, budaya, warna kulit, agama di Indonesia sudah seharusnya menjadi keuntungan bagi bangsa Indonesia karena memiliki banyak sekali perbedaan, tetapi ada beberapa orang yang tidak menyukai jika ada orang lain yang tidak sama dengan dia, seperti warna kulit, sifat rasisme ini sudah seharusnya dihilangkan karena kita besar di negara Indonesia yang memiliki banyak sekali keberagaman kebudayaan, RAS, suku, agama, dan warna kulit.

Kalean menjelaskan bahwa Bhineka Tunggal Ika harus menjadi pemersatu bangsa, hingga tidak boleh mematikan keanekaragaman yang telah ada. Disini kalean menjelaskan bahwa, tidak apa-apa memiliki perbedaan, karena hal tersebut akan menjadi satu jika kita mengimplementasikan makna Bhineka Tunggal Ika. [6]

Melakukan rasisme terhadap orang yang dianggap berbeda dari kita tentu orang tersebut memiliki kepribadian yang tidak baik.

Menurut Koesoema menyebutkan bahwa kepribadian adalah karakteristik, atau bahkan ciri khas orang yang dibentuk oleh lingkungan disekitarnya atau bawaan sejak lahir. Dari kutipan diatas dapat kita simpulkan bahwa orang cenderung melakukan rasisme memiliki kepribadian yang kurang baik, dan lingkungannyapun begitu.[7]

5.       Intoleransi

Intoleransi menjadi salah satu permasalahan serius bagi bangsa Indonesia, menurut Projo Prastowo Kasus-kasus intoleransi di Indonesia yang sering terjadi misalnya adalah penolakan aktifitas keagamaan umat tertentu, sulitnya perijinan rumah ibadah, terlalu cepat mengkafirkan orang yang tidak seagama dengannya, dan “menghalalkan” darah orang yang tidak seiman dengannya. Ditambah lagi dengan adanya Perda-Perda yang diterbitkan oleh pemerintah daerah yang cenderung mendiskreditkan umat tertentu, termasuk membawa politik identitas ke dalam ranah politik, untuk mendulang keuntungan pribadi maupun elit politik tertentu dalam kontestasi politik. Dan masih banyak sekali kelemelut yang terjadi di Indonesia ini. Banyak kasus-kasus di masyarakat yang bahkan menjadi banyak perbincangan di berbagai negara lain.

Menurut Nuril Hidayah di Era global dan teknologi, membuat segala bentuk informasi yang ada kadang belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya. Apalagi rendahnya literasi yang ada pada masyarakat membuat berita Hoax semakin menyebar luas. Banyak orang yang tidak bertanggung jawab melakukan kejahatan di media sosial, salah satunya mempermasalahkan agama siapa yang lebih baik. [8]

Hal ini tidak akan terjadi apabila kita menerapkan prinsip dan nilai pancasila yang dijadikan sebagai pijakan kita dalam menjalankan roda kenegaraan. Berbagai fenomena di atas mengajarkan kita agar tetap jujur, dan mementingkan kepentingan bersama dalam kehidupan. Tidak bisa memaksakan kehandak sendiri, karena kita adalah makhluk sosisal, makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Kita seharusnya sudah memahami betul mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, kita juga seharusnya sudah mengerti mana yang salah dan memang bisa dilakukan.

 Hal ini sudah memperlihatkan kita betapa pentingnya penanaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar tidak terjadi lagi hal-hal seperti fenomena diatas.

Di era globalisasi tentu ada saja nilai-nilai pancasila yang luntur dikalangan para generasi baru bangsa, kebudayaan yang sudah tercampur aduk dengan kebudayaan barat, gaya konsumtif dan kurang mencintai produk dalam negeri, hal-hal seperti ini terjadi di era global ini. Era dimana semua berpusat di barat, anak muda lebih suka hal-hal berbau kebarat-baratan. Apalagi dengan adanya teknologi semua mkin mempermudah kita untuk mencari tahu apapun itu. Tetapi meskipun kita tidak dapat membendung lagi arus dari globalisasi ini, kita masih memiliki pilihan untuk tetap mempertahankan kebudayaan kita dengan menanamkan nilai-nilai pancasila.

Pancasila sebagai penyaring dari arus globalisasi yang semakin tidak bisa dihindari. Pancasila membuat kita terus mengingat tanah air dengan semboyannya yaitu Bhinneka Tunggal Ika, kita harus tetap mempertahankan kebudayaan kita sebagai bangsa yang negeri orang sebut sebagai surga.

Perkembangan globalisasi salah satunya terjadi pada dunia teknologi, sudah tidak bisa dipungkiri untuk saat ini penggunaan IPTEK diberbagai kalangan sudah sangat marak. Indonesia pun terkena dampak tersebut, persebaran IPTEK sangat cepat didukung dengan perangkat gadged dan internet sehingga informasi dapat didapat kapanpun dan dimanapun secara mudah.

Tentu saja terdapat sisi positif dan negatif dari penggunaan teknologi dimasa sekarang ini, sisi positifnya kita dapat bertukar informasi secara cepat menggunakan jejaring sosial yang sudah marak digunakan, semua informasi juga tersedia kita hanya tinggal menuliskan sesuatu lalu mencari pada laman internet sudah pasti ada jawabannya. Tetapi dibalik semua itu tentu ada sisi negatif dari penggunaan internet, masyarakat indonesia rata-rata tidak dapat menyaring hal-hal negativ yang ada di internet, termakan berita palsu atau hoax, dan mudah terpropokasi oleh sebagian oleh tentang negara.

Disinilah sebenarnya pancasila juga dapat berperan penting, pancasila menjadi pedoman penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, pancasila sebagai landasan mengemban ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan itu maka setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang tersebar di Indonesia sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia dan tidak ada lagi suatu iptek yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung di Pancasila.

Menurut Damanhuri, mengemukakan bahwa ancaman dari era globalisasi terhadap kehidpan bangsa tidak bisa dianggap remeh. Hal-hal seperti itu akan berdampak terhadap karakter masyarakat yang tidak sesuai dengan karakter bangsa.[9]

 Perbedaan karakter anak dengan kebutuhan yang beragam akan membutuhkan kemampuan guru untuk menggabungkan berbagai kemampuan dan bakat masingmasing anak.[10]

 Pancasila harus dijadikan sebagai karakter bagi bangsa Indonesia, nilai-nilainya harus ditanamkan dan diajarkan diberbagai bidang kehidupan, berbangsa dan bernegara. Kita harus bisa mengimplementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti saling menghargai, menghormati, beretika, memiliki adab sopan santun, serta bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa.

Alim, menjelaskan bahwa pentingnya menumbuhkan rasa semangat nasionalisme.[11]

Misal mencintai produk dalam negeri, mengamalkan nilai-nilai pancasila, melaksanakan ajaran agama dengan baik, menegakkan hukum, dan dapat memfilter perkembangan globalisasi dalam bidang politik, ekonomi, ideologi, sosial dan budaya bangsa Indonesia.

Suko Wiyono[12] mengemukakan bahwa nilai nilai/karakter bangsa Indonesia yang tercermin dalam silasila Pancasila sebagai berikut:

1.      Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

a.        Kepercayaan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

b.      kebebasan beragama dan berkepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa sebagai hak yang paling asasi bagi manusia.

c.       Toleransi di antara umat beragama dan berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

d.      Kecintaan pada semua makhluk ciptaan Tuhan, khususnya makhluk manusia.

2.       Nilai-nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

a.        Kecintaan kepada sesama manusia sesuai dengan prinsip bahwa kemanusiaan adalah satu adanya.

b.      Kejujuran dan rasa tanggung jawab

c.       Kesama derajatan antar umat manusia

d.      Keadilan bagi seluruh rakyat

e.       Keadaban yang dimiliki manusia

3.      Nilai-nilai Persatuan Indonesia

a.       Persatuan

b.      Kebersamaan

c.       Kecintaan pada bangsa

d.      Kecintaan pada tanah air

e.       Bhineka Tunggal Ika.

4.       Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

a.        Kerakyatan

b.      Musyawarah mufakat

c.       Demokrasi

d.      Hikmat kebijaksanaan dan (Perwakilan)

5.       Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

e.        Keadilan

f.       Keadilan sosial

g.      Kesejahteraan lahir dan batin

h.      Kekeluargaan dan kegotongroyongan

i.        Etos kerja Dengan penanaman nilai-nilai pancasila di kehidupan sehari-hari, kehidupan akan lebih aman, damai dan teratur, karena pancasila mengajarkan nilai-nilai kebaikan bagi seluruh kalangan masyarakat.

 

Kita sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya menjadi manusia yang pancasilais, berguna bagi bangsa dan negara. Implementasi pancasila harus sudah ditanamkan sejak dini dalam diri kita, apalagi sebagai calon pendidik kita harus menanamkan nilainilai pancasila terhadap peserta didik, agar nantinya bibit unggul Indonesia sebagai penerus bangsa, tidak melupakan hal-hal “sakti” pancasila hilang.

Jangan melupakan tradisi-tradisi, baik Indonesia seperti sopan santun dan ramah tamah, kita harus mempertahankan itu agar Indonesia tidak kehilangan identitasnya. Kekayaan alam melimpah, flora dan fauna kita sangat kaya, tetapi jangan lupakan perilaku manusianya pun harus baik.

Kita harus menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia sangat anggun dengan pesona yang dimiliki oleh alam dan masyarakatnya. Jika masyarakat Indonesia semua menerapkan nilai - nilai pancasila dalam kehidupannya sudah pasti Indonesia akan maju dengan sendirinya, tetapi samapai saat ini masih ada beberapa orang atau golongan yang masih mengesampingkan itu dan bertingkah sesuai dengan kehendaknya.

Meskipun sudah ada hukum, tetapi itupun tak membuatnya jera. Tugas kita adalah memperbaiki diri kita sendiri ke arah yang lebih baik, menjadi manusia pancasilais dan mengimplemntasikan septiap butir nilai pancasila pada kehidupan kita sehari-hari, jal ini bertujuan agar Indonesia tetap memiliki warga negara yang peduli, menjaga dan mencintai tanah airnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

1.      Kesimpulan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

1.      Irwan Gesmi, S.Sos., M.Si dan Yun Hendri, SH, MH -Uwais Inspirasi Indonesia-Juli 2018-vii + 249 Judul: Buku Ajar Pendidikan Pancasila

2.      Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2

3.      BT Haji - LAPORAN AKHIR - repository.uin-suska.ac.i (Kamis, 16 September 2021 (12.56).

4.      Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda) Volume 04, Nomor 02, Juli 2021, Hal. 119 - 124

5.      Simanjutak dan Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Raih Asa Sukses

6.      Lee, J.S., Kawakubo K., Kohri, S., Tsujii, H., Mori, K., & Akabayashi, A. 2007. Association between Resident’s Perception of the NeighborhoodEnvironments and Walking Time in Objectively Different Regions. Environmental Health and Preventive Medicine 12-13-20.

7.      Kalean. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan Aktualisasinya. Yogyakarta : Paradigma

8.      Koesoema, D.A. 2007. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Garindo: Jakarta.

9.      Hidayah, Nuril. 2018. Siskamling Digital : Melawan Intoleransi Melalui Gerakan Anti Hoax. Ar-Risalah, Vol. XVI, hal 88-89.

10.  Damanhuri, DKK. 2016. Implementasi Nilai-nilai Pancasila Sebagai Upaya Pembangunan Karakter Bangsa. UCEJ: Serang, vol 1, Hal 185-189.

11.  Y. Suchyadi, Y. Ambarsari, and E. Sukmanasa, “Analysis of Social Interaction of Mentally Retarded Children,” J. Humanit. Soc. Stud., vol. 02, no. 02, pp. 17–21, 2018.

12.  Alim, Muhammad, Aziz Al. 2011. Implementasi Nilai-nilai Pancasila untuk Menumbuhkan Nasionalisme Bangsa. Yogyakarta: STMIK “AMIKOM” Yogyakarta

13.  Wiyono, Suko. 2013. Reaktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Malang: Universitas Wisnuwardhana Malang Press.

 



[1] Irwan Gesmi, S.Sos., M.Si dan Yun Hendri, SH, MH -Uwais Inspirasi Indonesia-Juli 2018-vii + 249 Judul: Buku Ajar Pendidikan Pancasila

[2] Jurnal Media Infotama Vol. 11 No. 2

[3] BT Haji - LAPORAN AKHIR - repository.uin-suska.ac.i (Kamis, 16 September 2021 (12.56).

[4] Simanjutak dan Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Raih Asa Sukses

[5] Lee, J.S., Kawakubo K., Kohri, S., Tsujii, H., Mori, K., & Akabayashi, A. 2007. Association between Resident’s Perception of the NeighborhoodEnvironments and Walking Time in Objectively Different Regions. Environmental Health and Preventive Medicine 12-13-20.

[6] Kalean. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan Aktualisasinya. Yogyakarta : Paradigma

[7] Koesoema, D.A. 2007. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Garindo: Jakarta.

[8] Hidayah, Nuril. 2018. Siskamling Digital : Melawan Intoleransi Melalui Gerakan Anti Hoax. Ar-Risalah, Vol. XVI, hal 88-89.

[9] Damanhuri, DKK. 2016. Implementasi Nilai-nilai Pancasila Sebagai Upaya Pembangunan Karakter Bangsa. UCEJ: Serang, vol 1, Hal 185-189.

[10] Y. Suchyadi, Y. Ambarsari, and E. Sukmanasa, “Analysis of Social Interaction of Mentally Retarded Children,” J. Humanit. Soc. Stud., vol. 02, no. 02, pp. 17–21, 2018.

[11] Alim, Muhammad, Aziz Al. 2011. Implementasi Nilai-nilai Pancasila untuk Menumbuhkan Nasionalisme Bangsa. Yogyakarta: STMIK “AMIKOM” Yogyakarta

[12] Wiyono, Suko. 2013. Reaktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Malang: Universitas Wisnuwardhana Malang Press.

Continue reading Makalah Pancasila