Pentingnya Ta'dzim kepada Guru
Ta'dzim adalah Ilmu
Sering kali kita mendengar kata ta’dzim. Kata yang tidak asing
ditelinga para santri sekaligus perihal yang sangat dianjurkan oleh santri
sebagai perilaku akhlak yang mencerminkan dirinya.
Mudahnya ta’dzim diartikan sebagai “manut/ikut” terhadap perintah
guru. Apapun yang diperintahkan guru kepada murid ny dan menjalani perintah
tersebut dengan baik, itulah yang dinamakan dengan ta’dzim.
sikap dan salah satu akhlak seseorang juga ditentukan dengan tingkat
ke ta’dziman seorang murid kepada guru. Seorang guru pasti sudah memikirkan
secara matang dengan apa yang dijadikan perintahnya. Maka benar, tidak ada
seorang guru yang memerintah kan kepada kejelekkan
Definisi Guru
Ketika mendengar kata guru. Spontan dalam pandangan kita adalah
guru di sekolah. Guru yang mengajarkan segudang materi pelajaran di dalam
ruangan dan dibatasi oleh dinding kelas.
Mengapa harus guru sekolah yang ada dalam pikiran ?
Terjadinya sebuah interaksi yang berulang-ulang itulah yang akan
menancap kuat dalam pikiran kita. Termasuk dalam proses belajar-mengajar di
sekolah yang dalam kurun waktu kurang lebih 12 tahun.
Menurut saya, sesuatu yang sudah pernah mengajari dan memanfaatkan
ilmu nya kepada sesama itulah yang disebut dengan guru. Jadi, guru dalam
pandangan saya adalah guru yang tidak memandang batas ketentuan usia.
Selama ia memberikan peran penting dalam kehidupan sekitar, ia
adalah guru. Dalam konteks yang luas mungkin guru didefinisikan seseorang yang
memberikan dalam bentuk apapun.
Ta’dzim bentuk hurmat kepada guru
Ta’dzim kepada guru sama dengan ta’dzim terhadap ilmunya.
Jika kalian tau alat-alat sulap yang sederhana namun mahal
harganya, itu bukanlah sebatas kuantitas dari alat tersebut, tetapi lebih
kepada kualitas buku itu yang dalam hal ini adalah ilmu.
Sama dengan sebuah buku kecil yang mahal harganya namun banyak
sekali peminatnya. Tentu mereka melihat kualitas daripada kuantitas. Karena
kuantitas hanyalah sebatas penampilan yang mudah direkayasa daripada kualitas
yang murni dari hasil pengalaman spiritual.
Untuk itu, hal yang perlu kita garis bawahi adalah menjalankannya
terlebih dahulu tanpa harus meneropong manfaatnya apa dan bagaimana. Sebab
itulah pelajaran berharga yang hadir tidak dalam bentuk materi namun lebih
kepada praktik yang tidak dibatasi oleh posisi, tempat, jadwal, dan waktu.
Wallahu a’lam...
لَيْسَ مِنَّا مَنْ
لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak
memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak
mengerti (hak) orang yang berilmu (agar diutamakan pandangannya).” (Riwayat
Ahmad)
0 Comments:
Posting Komentar